JENIS-JENIS ASURANSI
Oleh:
M. Sanusi
Setiap sendi kehidupan manusia itu
tidak bisa terlepaskan dari yang namanya resiko. Resiko itu sendiri merupakan
sesuatu yang pasti terjadi hanya saja kita tidak pernah tau kapan waktu
pastinya itu terjadi, resiko itu tidak bisa kita hindari akan tetapi resiko
bisa dimanage dengan cara mengalihkan resiko tersebut ke perusahaan asuransi.
Asuransi jika di ibaratkan ke sebuah pepatah mengatakan “sedia payung sebelum
hujan ” asuransi itu merupakan payung untuk memanage resiko tersebut artinya
bahwa asuransi merupakan proteksi atau perlindungan terhadap diri dan keluarga
serta harta benda manakala terjadi sesuatu yang tidak diinginkan (bencana,
kemalangan, yang menimpa diri dan harta benda kita/ resiko yang tidak diharapkan
terjadi).
Misalnya saja ketika terjadi
kecelakaan lalu lintas. Di sini tentu ada dua potensi kerugian yang bisa
menimpa, seperti kerugian akibat rusaknya kendaraan dan timbulnya biaya
pengobatan atas luka yang diderita. Dengan membeli asuransi maka kerugian
tersebut beralih menjadi tanggungan asuransi, sebagian atau seluruhya
tergantung perjanjian dengan perusahaan asuransi.
Dewasa ini, fungsi asuransi pun
mengalami perkembangan, tidak hanya berfungsi sebagai perlindungan atau
proteksi atas suatu resiko, tetapi asuransi sudah berkembang jauh menjadi
instrumen investasi, dengan prodek Unit Link yang mengemas asuransi
dengan investasi. Manfaat asuransi pun semakin dirasakan masyarakat pemegang
polis yang juga kian tumbuh. Meski perannya sangat penting dalam kehidupan
manusia, masih banyak orang yang apriori atau tidak paham seluk beluk
berasuransi. Dari total 237 juta jiwa penduduk Indonesia, diperkirakan baru
sekitar 38 juta jiwa yang terlindungi asuransi. Rendahnya penetrasi asuransi
disebabkan banyak hal, antara lain belum optimalnya kalangan industri asuransi
mengedukasi masyarakat dan masih minimnya pengetahuan masyarakat mengenai
asuransi.
Masyarakat dapat dikatakan
kebanyakan mengenal asuransi dari agen-agen asuransi, sehingga menimbulkan dampak
yang negatif, banyak agen dalam melakukan presentasi soal asuransi yang hanya
sekedar mencari nasabah untuk membeli premi asuransi, sehingga tidak
mengedukasikan publik tentang, jenis-jenis asuransi, perencanaan keuangan,
pemilihan asuransi yang sesuai dengan kebutuhan, dan seluk-beluk klaim.
Untuk itu penulis disini mencoba
untuk sedikit menguraikan mengenai jenis-jenis asurans. Di indonesia jenis
asuransi terbagi menjadi dua jenis besar, asuransi tradisional dan asuransi
nontradisional.
1.
Asuransi
tradisional, terbagi menjadi tiga jenis yaitu:
a.
Asuransi Term
Life (berjangka)
b.
Asuransi Whole
life (seumur hidup)
Ad.
a . Asuransi Term Life (berjangka)
Asuransi berjangka hanya memberikan proteksi
dalam jangka waktu tertentu saja. Proteksinya bisa setingkat naik pesawat dari
Jakarta ke Semarang atau selama 20 tahun. Jika tidak terjadi resiko, uang
asuransi tidak dikembalikan atau hangus. Asuransi jenis ini memiki premi paling
murah diantara aasuransi lainnya. Uang pertanggungannya pun bisa besar,
mencapai miliaran dengan premi yang tidak terlalu menguras isi kantong.
Asuransi jenis Term Life ini tidak memiliki niali tunai, jika pada mas
berkahirnya kontrak asuransi si tertanggung masih sehat walafiat, kontrak
berakhir dan tidak ada uang yang diberikan kepada tertanggung. Dengan
mencermati hal tersebut, mungkin banyak orang yang beranggapan bahwa membeli
asuransi Term Life sama dengan membuang-buang uang saja, karena tidak
ada uang yang didapat jika kontrak berakhir dan tertanggung tidak meninggal
dunia. Akan tetapi perlu diketahui bahwa esensi dari asuransi itu pemberian
proteksi atau rasa aman, artinya bahwa dengan kita telah membeli asuransi maka
kita tidak perlu merasa cemas atau was-was lagi jika suatu saat terjadi resiko
pada diri kita, sama halnya dengan menyewa petugas satpam untuk menjaga rumah
dari kemalingan dalam satu malam, jika tidak terjadi kemalingan dalam satu
malam tersebut apakah kita dapat menarik kembali gaji si petugas satpam pagi
hari berikutnya? Bukankah kita harus bersyukur rumah kita aman?.
Ad.
b. Asuransi Whole life (seumur hidup)
Asuransi ini mengandung nilai tabungan. Masa proteksi pun lebih
panjang, hingga mencapai 99 tahun. Asuransi ini disebut sebagai penyempurnaan
asuransi Term Life yang tidak memiliki uang tunai. Pada asuransi ini
jika ketika kontrak berakhir dan tertanggung masih sehat walafiat, ada nilai
tunai yang diberikan. Resikonya, premi yang dibayarkan lebih mahal karena
resiko klaim pasti terjadi. Jarang orang yang sehat sampai usia 99 tahun kan?
Di Indonesia angka harapan hidup laki-laki 65 tahun dan perempuan 70 tahun.
Nilai tunai polis Whole life dapat dijadikan agunan pinjaman
dan ada bonus deviden dari perusahaan bagi pemegang polis whole life. Selain
itu, jika tidak dapat membayar preminya, pemegang polis dapat mengambil dana
dari nilai tunai ini. Fitur ini tidak ada pada jenis term life, sayangnya bunga
dari tabungan yang diinvestasikan jauh lebih rendah dibandingkan dengan tingkat
suku bunga di pasaran. Tabungan dalam asuransi Whole life memberikan
bunga hanya sekitar 4 persen per tahun, belum dikurangi biaya dan pajak, ketika
membeli polis, nilai tunai terlihat besar. Namun coba hitung ulang dengan
memasukkan faktor inflasi riil umum yang rata-rata mencapai 12 persen, nilai
tunai ini akan tergetus dan menjadi kecil ketika polis jatuh tempo.
Ad.
c. Asuransi Endowment (dwiguna)
Asuransi ini merupakan produk asuransi berjangka yang memiliki
keuntungan ganda. Sifatnya seperti asuransi berjangka sekaligus sebagai
tabungan. Produk ini amat populer sebelum muncul produk Unit Link.
Bentuk asuransi Endowment beragam, misalnya 3 tahun atau 5 tahun, premi
asuransi Endowment ini jauh lebih mahal dibandingkan dengan asuransi
berjangka atau whole life. Pamor Endowment memudar seiring munculnya Unit
Link. Selain itu karena royal memberikan bonus, biaya asuransi Endowment
justru memberatkan perusahaan asuransi.
2.
Asuransi
Nontradisional
Jenis
asuransi ini yaitu Asuransi Unit Link. Asuransi Unit Link
merupakan asuransi dengan dua kantong, kantong untuk proteksi dan kantong
investasi. Uang premi yang dibayarkan sebagian digunakan untuk membayar proteksi dan sebagian lagi
ditempatkan pada reksa dan dalam bentuk Unit Link. Pemegang polis akan
diminta untuk memilih dimana akan ditempatkan investasinya, apakah pada reksa
dana saham, reksa dana campuran, reksa dana pendapatan tetap, atau pasar uang. Unit
Link terkait erat dengan pasar modal. Produk ini cukup rumit dan tidak
mudah dipahami. Pemegang polis harus benar-benar memperhatikan dan mempelajari
produk ini.
Nah, setelah mencermati jenis-jenis asuransi tersebut di atas maka
berfikir cerdaslah untuk memilih asuransi yang paling cocok dengan tujuan,
kebutuhan asuransi, dan kemampuan ekonomi anda.
Sumber : Kompas.
Sumber : Kompas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar