Rabu, 12 Oktober 2011

MENGENAL JENIS-JENIS ASURANSI


JENIS-JENIS ASURANSI

Oleh:
M. Sanusi

              Setiap sendi kehidupan manusia itu tidak bisa terlepaskan dari yang namanya resiko. Resiko itu sendiri merupakan sesuatu yang pasti terjadi hanya saja kita tidak pernah tau kapan waktu pastinya itu terjadi, resiko itu tidak bisa kita hindari akan tetapi resiko bisa dimanage dengan cara mengalihkan resiko tersebut ke perusahaan asuransi. Asuransi jika di ibaratkan ke sebuah pepatah mengatakan “sedia payung sebelum hujan ” asuransi itu merupakan payung untuk memanage resiko tersebut artinya bahwa asuransi merupakan proteksi atau perlindungan terhadap diri dan keluarga serta harta benda manakala terjadi sesuatu yang tidak diinginkan (bencana, kemalangan, yang menimpa diri dan harta benda kita/ resiko yang tidak diharapkan terjadi).
              Misalnya saja ketika terjadi kecelakaan lalu lintas. Di sini tentu ada dua potensi kerugian yang bisa menimpa, seperti kerugian akibat rusaknya kendaraan dan timbulnya biaya pengobatan atas luka yang diderita. Dengan membeli asuransi maka kerugian tersebut beralih menjadi tanggungan asuransi, sebagian atau seluruhya tergantung perjanjian dengan perusahaan asuransi.
              Dewasa ini, fungsi asuransi pun mengalami perkembangan, tidak hanya berfungsi sebagai perlindungan atau proteksi atas suatu resiko, tetapi asuransi sudah berkembang jauh menjadi instrumen investasi, dengan prodek Unit Link yang mengemas asuransi dengan investasi. Manfaat asuransi pun semakin dirasakan masyarakat pemegang polis yang juga kian tumbuh. Meski perannya sangat penting dalam kehidupan manusia, masih banyak orang yang apriori atau tidak paham seluk beluk berasuransi. Dari total 237 juta jiwa penduduk Indonesia, diperkirakan baru sekitar 38 juta jiwa yang terlindungi asuransi. Rendahnya penetrasi asuransi disebabkan banyak hal, antara lain belum optimalnya kalangan industri asuransi mengedukasi masyarakat dan masih minimnya pengetahuan masyarakat mengenai asuransi.
              Masyarakat dapat dikatakan kebanyakan mengenal asuransi dari agen-agen asuransi, sehingga menimbulkan dampak yang negatif, banyak agen dalam melakukan presentasi soal asuransi yang hanya sekedar mencari nasabah untuk membeli premi asuransi, sehingga tidak mengedukasikan publik tentang, jenis-jenis asuransi, perencanaan keuangan, pemilihan asuransi yang sesuai dengan kebutuhan, dan seluk-beluk klaim.
              Untuk itu penulis disini mencoba untuk sedikit menguraikan mengenai jenis-jenis asurans. Di indonesia jenis asuransi terbagi menjadi dua jenis besar, asuransi tradisional dan asuransi nontradisional.
1.      Asuransi tradisional, terbagi menjadi tiga jenis yaitu:
a.       Asuransi Term Life (berjangka)
b.      Asuransi Whole life (seumur hidup)
c.       Asuransi Endowment (dwiguna)

Ad. a . Asuransi Term Life (berjangka)
               Asuransi berjangka hanya memberikan proteksi dalam jangka waktu tertentu saja. Proteksinya bisa setingkat naik pesawat dari Jakarta ke Semarang atau selama 20 tahun. Jika tidak terjadi resiko, uang asuransi tidak dikembalikan atau hangus. Asuransi jenis ini memiki premi paling murah diantara aasuransi lainnya. Uang pertanggungannya pun bisa besar, mencapai miliaran dengan premi yang tidak terlalu menguras isi kantong. Asuransi jenis Term Life ini tidak memiliki niali tunai, jika pada mas berkahirnya kontrak asuransi si tertanggung masih sehat walafiat, kontrak berakhir dan tidak ada uang yang diberikan kepada tertanggung. Dengan mencermati hal tersebut, mungkin banyak orang yang beranggapan bahwa membeli asuransi Term Life sama dengan membuang-buang uang saja, karena tidak ada uang yang didapat jika kontrak berakhir dan tertanggung tidak meninggal dunia. Akan tetapi perlu diketahui bahwa esensi dari asuransi itu pemberian proteksi atau rasa aman, artinya bahwa dengan kita telah membeli asuransi maka kita tidak perlu merasa cemas atau was-was lagi jika suatu saat terjadi resiko pada diri kita, sama halnya dengan menyewa petugas satpam untuk menjaga rumah dari kemalingan dalam satu malam, jika tidak terjadi kemalingan dalam satu malam tersebut apakah kita dapat menarik kembali gaji si petugas satpam pagi hari berikutnya? Bukankah kita harus bersyukur rumah kita aman?.

Ad. b. Asuransi Whole life (seumur hidup)
Asuransi ini mengandung nilai tabungan. Masa proteksi pun lebih panjang, hingga mencapai 99 tahun. Asuransi ini disebut sebagai penyempurnaan asuransi Term Life yang tidak memiliki uang tunai. Pada asuransi ini jika ketika kontrak berakhir dan tertanggung masih sehat walafiat, ada nilai tunai yang diberikan. Resikonya, premi yang dibayarkan lebih mahal karena resiko klaim pasti terjadi. Jarang orang yang sehat sampai usia 99 tahun kan? Di Indonesia angka harapan hidup laki-laki 65 tahun dan perempuan 70 tahun.
Nilai tunai polis Whole life dapat dijadikan agunan pinjaman dan ada bonus deviden dari perusahaan bagi pemegang polis whole life. Selain itu, jika tidak dapat membayar preminya, pemegang polis dapat mengambil dana dari nilai tunai ini. Fitur ini tidak ada pada jenis term life, sayangnya bunga dari tabungan yang diinvestasikan jauh lebih rendah dibandingkan dengan tingkat suku bunga di pasaran. Tabungan dalam asuransi Whole life memberikan bunga hanya sekitar 4 persen per tahun, belum dikurangi biaya dan pajak, ketika membeli polis, nilai tunai terlihat besar. Namun coba hitung ulang dengan memasukkan faktor inflasi riil umum yang rata-rata mencapai 12 persen, nilai tunai ini akan tergetus dan menjadi kecil ketika polis jatuh tempo.

Ad. c. Asuransi Endowment (dwiguna)
Asuransi ini merupakan produk asuransi berjangka yang memiliki keuntungan ganda. Sifatnya seperti asuransi berjangka sekaligus sebagai tabungan. Produk ini amat populer sebelum muncul produk Unit Link. Bentuk asuransi Endowment beragam, misalnya 3 tahun atau 5 tahun, premi asuransi Endowment ini jauh lebih mahal dibandingkan dengan asuransi berjangka atau whole life. Pamor Endowment memudar seiring munculnya Unit Link. Selain itu karena royal memberikan bonus, biaya asuransi Endowment justru memberatkan perusahaan asuransi.

2.      Asuransi Nontradisional
Jenis asuransi ini yaitu Asuransi Unit Link. Asuransi Unit Link merupakan asuransi dengan dua kantong, kantong untuk proteksi dan kantong investasi. Uang premi yang dibayarkan sebagian digunakan untuk  membayar proteksi dan sebagian lagi ditempatkan pada reksa dan dalam bentuk Unit Link. Pemegang polis akan diminta untuk memilih dimana akan ditempatkan investasinya, apakah pada reksa dana saham, reksa dana campuran, reksa dana pendapatan tetap, atau pasar uang. Unit Link terkait erat dengan pasar modal. Produk ini cukup rumit dan tidak mudah dipahami. Pemegang polis harus benar-benar memperhatikan dan mempelajari produk ini.
Nah, setelah mencermati jenis-jenis asuransi tersebut di atas maka berfikir cerdaslah untuk memilih asuransi yang paling cocok dengan tujuan, kebutuhan asuransi, dan kemampuan ekonomi anda.

Sumber : Kompas.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar